Seorang
Entrepreneur memang sedikit berbeda dibanding dengan orang biasa. William
Bygrave membuat daftar 10 D sebagai ciri kewirausahaan, yaitu:
1.
Dream (Mimpi)
Wirausahawan
memiliki visi atas masa depan seperti apa yang mereka dan usaha mereka ingin
hadapi. Dan, lebih penting lagi, mereka memiliki kemampuan mengimplementasikan
mimpi mereka (Ratni, 2012).
Salah
seorang Entrepreneur sukses saat ini adalaha Bill Gates. Bill Gates adalah
seorang tokoh bisnis, investor, filantropis, penulis asal Amerika Serikat,
serta mantan CEO yang saat ini menjabat sebagai ketua Microsoft, perusahaan
perangkat lunak yang ia dirikan bersama Paul Allen. Ia menduduki peringkat
tetap di antara orang-orang terkaya di dunia dan menempati peringkat pertama
sejak 1995 hingga 2009, tidak termasuk 2008 ketika ia turun ke peringkat tiga.
Selama kariernya di Microsoft, Gates pernah menjabat sebagai CEO dan kepala
arsitek perangkat lunak, dan masih menjadi pemegang saham perorangan terbesar
dengan lebih dari 8 persen saham umum perusahaan. Gates termasuk salah seorang
pengusaha revolusi komputer pribadi terkenal di dunia (Wikipedia, 2013).
Posisnya saat ini juga bermula dari sebuah impian yang menjadi visinya yaitu “satu komputer disetiap meja dan di setiap rumah”.
Ketika dilihat dari kaca mata sekarang, penyebaran komputer pribadi dari kantor
ke rumah tampaknya tidak bisa dihindari (Dearlove, 2009). Semua ini berawal
dari sebuah “impian”.
2.
Decisiveness (Ketegasan)
Mereka
tidak pernah menangguh-nangguhkan waktu. Mereka membuat keputusan dengan cepat.
Kecepatan mereka merupakan faktor kunci kesuksesan mereka (Ratni, 2012).
Memang
mudah mengatakan bahwa sukses Microsoft adalah sebuah keberuntungan
besar-mendapatkan kontrak besar memasok IBM dengan sistem operasi untuk
komputer pribadi pertama. Tetapi ada lebih dari sekedar keberuntungan di
dalamnya. Bill Gates memahami nilai penting kesempatan itu. Dia tahu, sebuah
sistem operasi akan menghasilkan cetak biru yang bisa mengubah sejarah komputer
pribadi. Dia bekerja tak kenal lelah
selama lebih dari enam bulan untuk memastikan bahwa kesempatan itu, ketika
datang, akan jatuh ke tangan Microsoft. Dengan cara ini, dia membantu
memuluskan keberuntungannya sendiri (Dearlove, 2009). Bill gates memiliki
ketegasan dalam menentukan pilihannya. Ia tidak menunda-nunda waktu untuk
mencapai impiannya. Ia mengambil keputusan secara cepat dan akhirnya dapat
menikmati hasil kerja kerasnya ketika telah berhasil mendapatkan kontrak dari
IBM.
3.
Doers (Pelaku)
Sekali
mereka menentukan suatu jenis tindakan, mereka melaksanakannya secepat mungkin
(Ratni, 2012).
Bill
Gates menggarap semuanya. Salah satu kunci sukses lain Microsoft adalah kemampuannya
untuk mengatur berbagai proyek besar dalam waktu bersamaan. Gates sendiri
adalah manusia pertama yang mampu melakukan banyak hal sekaligus (multi-tasking) dan dia disebut mampu
menggunakan berbagai teknik percakapan yang berbeda dalam waktu bersamaan.
Selain itu sejak awal, Gates selalu berkeras bahwa perusahaan itu membutuhkan
orang-orang terbaik. Dia tidak suka dengan orang-orang yang tak mengerti
teknologi. Banyak yang memandang hal ini sebagai sebuah sikap elitis. Tetapi
efek positifnya tetap banyak. Perusahaan itu mampu merekrut banyak siswa cerdas
langsung dari universitas; yaitu orang yang tertarik dengan prospek bekerja
terbaik dibidangnya (Dearlove, 2009).
4.
Determination (Determinasi)
Mereka
mengimplementasikan usaha mereka dengan komitemen total. Mereka jarang
menyerah, bahkan pada saat menjumpai kesulitan yang tampaknya tidak mungkin
diatasi (Ratni, 2012).
Di
industri komputer Gates mempunyai banyak musuh. Dia juga telah menarik
perhatian komisi anti-monopoli pemerintah Federal AS yang sudah bertahun-tahun
menyelidiki berbagai tuduhan praktek anti-kompetisi Microsoft. Namun, Gates
menunjukkan bahwa dia memahami nilai penting dirinya dikalangan atas. Kendati
terus menghadapi tuduhan monopoli, dia mendekati berbagai CEO perusahaan Fortune 500, menggelar forum CEO di
Seattle, dan beberapa kota lain di AS (Dearlove, 2009).
5.
Dedication (Dedikasi)
Mereka
berdedikasi total terhadap bisnisnya, kadangkala mengorbankan hubungan mereka
dengan kawan atau keluarganya. Mereka bekerja tak kenal lelah. Dua belas jam
sehari dan tujuh hari seminggu bukan merupakan hal yang tidak biasa bagi
seorang wirausahawan yang memperjuangkan tinggal landas bagi usahanya (Ratni,
2012).
Walaupun
telah menjadi orang terkaya di dunia Gates tetap berdedikasi di perusahaannya.
Ia lebih suka bekerja terus selama 16 jam sehari daripada pensiun walaupun
sebenarnya kekayaannya akan cukupmenghidupinya hingga tua nanti (Dearlove,
2009).
6.
Devotion (Pengabdian)
Wirausahawan
mencintai apa yang dikerjakannya. Rasa cinta inilah yang menahan mereka ketika
usaha mereka mendapat kesulitan. Dan rasa cinta akan produk atau jasa merekalah
yang menyebabkan mereka sangat efektif dalam menjualnya.
Kisah
cintanya dengan komputerlah yang membuat Bill Gates tetap berada di posisi
terdepan industrinya, sebuah industri di manabisa dengan mudah kehilangan arah.
“Kuncinya adalah anda harus menikmati apa
yang anda lakukan setiap hari. Bagi saya, hal itu adalah bekerja dengan banyak
orang cerdas dan mengerjakan berbagai masalah baru” (Dearlove, 2009).
7.
Details (Cermat)
Wirausahawan
harus menguasai rincian yang bersifat kritis (Ratni, 2012).
Bersama
dengan pendekatan analitis dan logis terhadap bisnis, Gates juga seorang
penilai resiko yang cermat. Ini adalah sesuatu yang dia pelajari sambil
menjalankan bisnis, bukan di sekolah formal. Tetapi, tidak seperti orang lain
yang takut resiko dan berusaha menunda keputusan mereka, Gates sangat paham
bahwa di industri komputer, karena cepatnya perubahan, tidak melakukan apa-apa
adalah resiko terbesar. Risiko, dia tahu, harus diseimbangkan dengan potensi
kompensasi yang sepadan (Dearlove, 2009).
8.
Destiny (Nasib)
Mereka
ingin bertanggung jawab atas nasib mereka sendiri daripada bergantung kepada
seorang atasan (Ratni, 2012).
Memang
mudah mengatakan bahwa sukses Microsoft adalah sebuah keberuntungan
besar-mendapatkan kontrak besar memasok IBM dengan sistem operasi untuk
komputer pribadi pertama. Tetapi ada lebih dari sekedar keberuntungan di
dalamnya. Bill Gates memahami nilai penting kesempatan itu. Dia tahu, sebuah
sistem operasi akan menghasilkan cetak biru yang bisa mengubah sejarah komputer
pribadi. Dia bekerja tak kenal lelah
selama lebih dari enam bulan untuk memastikan bahwa kesempatan itu, ketika
datang, akan jatuh ke tangan Microsoft. Dengan cara ini, dia membantu
memuluskan keberuntungannya sendiri (Dearlove, 2009). Bill gates memiliki
ketegasan dalam menentukan pilihannya. Ia tidak menunda-nunda waktu untuk
mencapai impiannya. Ia mengambil keputusan secara cepat dan akhirnya dapat
menikmati hasil kerja kerasnya ketika telah berhasil mendapatkan kontrak dari
IBM. Semua ini bukan hanya sekedar nasib yang beruntung tetapi Bill Gateslah
yang membawa dirinya pada keburuntungan tersebut.
9.
Dollars (Uang)
Menjadi
kaya bukanlah motivator utama bagi seorang wirausahawan. Uang lebih berarti
sebagai ukuran kesuksesannya. Mereka menganggap jika mereka sukses, mereka akan
diberi penghargaan (Ratni, 2012).
"Jika kami termotivasi oleh uang,
kami akan menjual perusahaan ini jauh-jauh hari dan akhirnya berlibur di
pantai," kata Larry Page, pendiri Google.
"Ini bukan tentang jumlah uang. Bagi
saya dan rekan, hal yang paling penting adalah kami menciptakan aliran
informasi yang terbuka bagi semua orang," sebut Mark Zuckerberg, sang bos
Facebook.
Bagi Bill Gates menjadi kaya bukan sekedar
berhubungan dengan memiliki banyak uang. Namun kekayaan yang utama adalah
seberapa besar uang yang kita dapatkan dapat digunakan untuk menolong orang
lain, untuk memberikan manfaat bagi orang lain (Desxripsi, 2012).
10. Distribute
(Distribusi tugas)
Wirausahawan
mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada karyawan kunci yang merupakan
faktor penting bagi kesuksesan bisnisnya (Ratni, 2012).
Pada
Januari 2000, Gates mundur dari singgasana sebagai CEO Microsoft. Steve
Ballmer, sahabat lama dan koleganya, menggantikan. Perganitian itu hanya
bersifat simbolis karena Gates melepaskan posisinya sebagai CEO demi
berkonsentrasi pada minat-minat utamanya. Dia tetap memegang posisi komisaris
utama dan menambahkan gelar baru ke curriculum
vitae-nya: chief software architect
atau kepala arsitek peranti lunak (Dearlove, 2009).
Sumber
Dearlove, Des. 2009. The Bill
Gates Way. Jakarta: Daras
Desxripsi. 2012. 9 Saran Bisnis dari Bill Gates (Microsoft). http://desxripsi. blogspot.com/2012/07/9-saran-bisnis-dari-bill-gates-microsoft.html Diakses pada 6 Mei 2013
Ratni. 2012 . Konsep 10 D William Bygrave. http://ratni_itp.staff.ipb.ac.id/
2012/06/08/konsep-10-d-william-bygrave/ Diakses pada 6 Mei 2013