Entah kenapa belakangan ini susah sekali menulis dengan gaya yang megalir
Beberapa kali aku menghapus kata dan kalimat kemudian diganti dengan kata dan kalimat baru agar menjadi tulisan yang mudah dibaca dan menarik
Menulis itu ternyata bukan sebuah perkara mudah
Kepala jadi sakit bila terus-terusan menghapus dan menghapus
Aku punya kelemahan dalam menulis
Menulis tulisan dalam bentuk apapun entah puisi, artikel, atau status
Suka berkelit dan tak beralur
Hampir setiap kalimat rasanya seperti sebuah kesimpulan akhir yang terkesan sebagai kalimat penutup
Entah ini perasaanku saja atau tulisanku memang demikian
Walau sudah dihapus dan diganti dengan kalimat baru, kepalaku tetap sakit karena kalimat pengganti masih kurang pas dan terus dihapus-diganti-dst
Contohnya saja ketika membuat puisi berjudul "Malam yang Terhenti", aku menghabiskan waktu satu jam
Padahal itu hanya beberapa bait saja, bukan selembar cerpen
Dan sekarang kepalaku masih sakit karena terlalu banyak menghapus-berfikir keras-menulis-merubah posisi bait-menghapus-mengganti-dan diterbitkan
Sungguh berat sekali bisa mencapai standar puisi yang aku inginkan
Ibarat kereta kelas ekonomi tapi minta fasilitas eksekutif
Otakku hanya sekelas ekonomi tapi aku menginginkan mahakarya
Sebenarnya dari dulu aku suka menulis, seharusnya aku sudah lebih baik dalam menulis
Mungkin kemampuanku sudah membaik tapi masih belum sebaik yang aku harapkan
Harapanku memang terlalu tinggi tapi itu karena aku suka puisi-puisi yang singkat padat dan bermakna dalam
Karena itu aku ingin menulis puisi dengan kriteria yang sama
Sedangkan puisi yang aku suka memang dikarang oleh pujangga-pujangga ternama
Aku juga ingin menulis cerpen, novel tentang cinta orang-orang yang tulus, cinta yang bertepuk sebelah tangan hingga yang bertepuk tangan. Kisah cinta yang bisa memberi banyak pelajaran bahwa hidup jangan terobsesi dengan cinta tapi ikhlas dalam mencintai
Kalau sudah mencapai kemampuan yang aku inginkan aku ingin suatu hari karyaku bisa dimuat di koran/majalah, dan bukuku diterbitkan sebuah percetakkan yang laris dijual
Karena sudah malam, aku rasa hari ini cukup dalam berlatih menulis
Semoga tulisanku selanjutnya bisa sesuai yang aku harapkan
Beberapa kali aku menghapus kata dan kalimat kemudian diganti dengan kata dan kalimat baru agar menjadi tulisan yang mudah dibaca dan menarik
Menulis itu ternyata bukan sebuah perkara mudah
Kepala jadi sakit bila terus-terusan menghapus dan menghapus
Aku punya kelemahan dalam menulis
Menulis tulisan dalam bentuk apapun entah puisi, artikel, atau status
Suka berkelit dan tak beralur
Hampir setiap kalimat rasanya seperti sebuah kesimpulan akhir yang terkesan sebagai kalimat penutup
Entah ini perasaanku saja atau tulisanku memang demikian
Walau sudah dihapus dan diganti dengan kalimat baru, kepalaku tetap sakit karena kalimat pengganti masih kurang pas dan terus dihapus-diganti-dst
Contohnya saja ketika membuat puisi berjudul "Malam yang Terhenti", aku menghabiskan waktu satu jam
Padahal itu hanya beberapa bait saja, bukan selembar cerpen
Dan sekarang kepalaku masih sakit karena terlalu banyak menghapus-berfikir keras-menulis-merubah posisi bait-menghapus-mengganti-dan diterbitkan
Sungguh berat sekali bisa mencapai standar puisi yang aku inginkan
Ibarat kereta kelas ekonomi tapi minta fasilitas eksekutif
Otakku hanya sekelas ekonomi tapi aku menginginkan mahakarya
Sebenarnya dari dulu aku suka menulis, seharusnya aku sudah lebih baik dalam menulis
Mungkin kemampuanku sudah membaik tapi masih belum sebaik yang aku harapkan
Harapanku memang terlalu tinggi tapi itu karena aku suka puisi-puisi yang singkat padat dan bermakna dalam
Karena itu aku ingin menulis puisi dengan kriteria yang sama
Sedangkan puisi yang aku suka memang dikarang oleh pujangga-pujangga ternama
Aku juga ingin menulis cerpen, novel tentang cinta orang-orang yang tulus, cinta yang bertepuk sebelah tangan hingga yang bertepuk tangan. Kisah cinta yang bisa memberi banyak pelajaran bahwa hidup jangan terobsesi dengan cinta tapi ikhlas dalam mencintai
Kalau sudah mencapai kemampuan yang aku inginkan aku ingin suatu hari karyaku bisa dimuat di koran/majalah, dan bukuku diterbitkan sebuah percetakkan yang laris dijual
Karena sudah malam, aku rasa hari ini cukup dalam berlatih menulis
Semoga tulisanku selanjutnya bisa sesuai yang aku harapkan