Sunday, 27 January 2013

27 January 2013


Mungkin bukan di sini tempatku berjuang
Atau mungkin bukan dengan cara ini
Kenapa tiba-tiba ada sedikit rasa sesal setelah lama mengarungi hidup di sini
Mengakihiri cerita tentang para pengajar muda dengan haru
Gelar mereka, prestasi mereka, lingkungan mereka adalah hal yang ingin aku miliki
Lingkungan yang baik orang-orang yang kritis namun logis
Bersama pemimpi-pemimpi seperti lingkunganku yang dulu
Aku murid dan mereka lingkunganku adalah guru
Tapi sekarang aku merasakan kehilangan guruku

Ada bisikan kecil saat aku mengeluh begini
Hey.. kamu bisa dapatkan seperti yang mereka miliki
Kau tidak harus bersama mereka tidak harus punya lingkungan sehebat mereka untuk jadi sehebat itu
Membaca kisah-kisah mereka kehebatan para pengajar muda dalam mengarungi pengalaman hidupnya
Harusnya kau tahu mereka hidup dalam ketabahan yang tidak pernah kau miliki mereka pernah mengeluh tapi sudah lama itu menjadi hal yang biasa hingga tergantikan dengan semangat-semangat baru
Mereka pemberani orang-orang yang jiwanya terbiasa dengan kedisiplinan, kepatuhan pada aturan, perhatian dan kasih sayang
Belajarlah seperti kau menjadi mereka berpura-pura disiplin, berpura-pura patuh pada aturan, berpura-pura bersabar, berpura-pura tak pernah mengeluh hingga kau lupa bahwa kau sedang berpura-pura

Ada lagi bisikan seperti ini
kau ingat semua hal butuh proses
hatimu tidak mudah kau rubah dalam waktu yang singkat
kau ingat berapa lama kau menekan egomu
itu waktu yang lama sekali tapi bukan berarti tak mungkin
perjalananmu sudah jauh kau tidak boleh berhenti atau kembali
kau tidak boleh meninggalkannya untuk hal yang lain
kau sudah hampir mencapai puncakmu ya sedikit lagi kurang sedikit lagi
jika kau sudah menguasai hatimu, menguasai yang lain bukankah itu mudah?

Wednesday, 23 January 2013

23 Januari 2013



Tidak pernah berfikir dan belum mencoba seperti yang dilakukan Edward cullen bisa menahan diri dari meminum darah manusia dan lebih memilih meminum darah hewan
Padahal itu bagaikan meminum susu ketika kita haus berat
Walaupun minum tapi hausmu tidak pernah sepenuhnya terpuaskan
Aku hanya berfikir bagaimana ia benar-benar menahan egonya untuk mnyelamatkan manusia
Ia melawan egonya dengan baik tanpa cela karena tak pernah sedikitpun ia menyerah untuk minum darah manusia
Aku juga mau bisa mengalahkan egoku seperti itu



Sunday, 20 January 2013

20 January 2013


Aku tidak pernah meminta kesedihan di dunia ini
Tapi, kesedihan itu ada
Aku tidak pernah meminta kematian di dunia ini
Tapi, kematian itu ada
Aku tidak pernah meminta untuk menderita
Tapi, penderitaan itu ada

Yang kuminta adalah kedamaian
Dan dia juga ada
Yang kuminta adalah kebahagiaan
Dan dia juga ada
Yang kuminta adalah kehidupan
Dan dia juga ada

Jika aku boleh meminta
Aku mau seluruh hidupku bahagia
Aku mau tak ada penderitaan
Aku mau hanya ada kedamaian
Aku mau tak ada kematian
Aku mau hanya ada kehidupan

Tapi tanpa kesedihan, penderitaan, dan kematian maka mungkin kebahagiaan, kedamaian, kehidupan juga tak akan ada
Tuhan terimakasih telah engkau lengkapi hidupku
Walau aku tak pernah meminta engkau melengkapinya

Monday, 14 January 2013

TOURING TO BROMO WITH ATTAC



TOURING TO BROMO WITH ATTACT
12-13 Januari 2013

            Pagi ini aku sedang bersiap-siap untuk berangkat touring untuk yang ketiga kalinya. Dulu aku sudah pernah turing ke Papuma dan Taman Nasional Baluran untuk yang pertama dan kedua. Semuanya bersama ATTACT (Agriculture Traveling Community).  Sekarang aku harus menyiapkan beberapa jaket dan baju hangat karena tujuan kami kali ini bukan lagi pantai tapi alam pegunungan yaitu Bromo.

            Aku masih ingat waktu kecil aku pernah kesini bersama abangku, adikku, teman abangku, dan almarhum ayahku tercinta. Sampai saat ini Bromo tetap menjadi wisata yang indah. Dulu aku naik mobil dan aku adalah seorang penderita mabuk darat. So aku tidak begitu memperhatikan pemandangan disepanjang jalan. Namun kali ini bersama sekawanan ATTACT aku bisa menikmati pemandangan jalan tanpa mabuk darat.
            Seperti biasa kami berkumpul di depan Perpustakaan Universitas Negeri Jember. Pagi ini rasanya benar-benar berbeda. Tidak menyangka aku akan ke Bromo sekarang. Hanya dalam bayanganku mengingat keindahan Bromo yang kurekam saat kelas 4 SD itu benar-benar luar biasa indah. Do you know? It more than in my mind. Pemandangan itu sungguh luar biasa indah. Aku bisa melihat bagaimana lereng yang curam ditanami sayuran dengan rapinya. Berwarna hijau tertutup embun tipis-tipis dan sinar matahari yang jatuh pada tanaman itu seluruhnya membias di mataku. Cahaya itu berdasarkan hukum fisika tidak dipantulkan seluruhnya tapi berpendar karena ada kabut. So what ever that it’s very amazing.
            Keindahan ini rasanya benar-benar menjadi surga. Aku dan para anggota ATTACT yang dari kepanjangannya dapat diketahui kami anak pertanian tentu merasakan hal yang sama. Bromo is heaven.
            Setelah disibukkan dengan praktikum dan laporan, dua hal yang selalu menghantui hari-hari kami sekarang kami akan menikmati keindahan alam sebagai hadiah dan imbalan atas kerja keras kami selama ini. Someone always tell to me Take it easy with that. Well, semudah apapun itu tak akan lebih mudah dan indah daripada touring bersama ATTACT. So for ATTACT big Thank to you all.
            Keberangkatan kami bersama-sama diawali dengan doa agar selamat sampai tujuan. Kemudian semua mengambil posisi untuk berangkat, seperti biasa akan ada Leader yang memimpin perjalanan ini. Mas Iqbal dengan motor besarnya akan membuka jalan pada kami. Di tengah-tengah rombongan ini seperti biasa Doni dan Dede yang berboncengan dengan motor besarnya selalu setia mengatur barisan kami. Membenarkan barisan yang kurang rapi dengan rompi hijaunya. Bisa dibilang mereka polisinya ATTACT hehe. Di bagian yang paling belakang ada Mas Teguh dan Mbak Femi untuk mereka aku beri gelar couple teladan :D. Mereka adalah guardian “penjaga” barisan agar tidak ada yang tertinggal.
            Berbagai aturan dalam turing benar-benar terkonsep rapi. Aku perjelas satu persatu. Jika leader mengangkat tangan dengan satu jari itu tandanya kita harus menyalip dengan formasi barisan satu per satu. Nah Leader disini ternyata dapat bagian mengurus membuka jalan depan dan mengatur formasi dalam menyalip. Untuk polisi ATTACT akan membenahi barisan, biasanya mereka akan mendekati barisan yang tidak rapi mebuka tangan dan mengayunkan ke kiri itu artinya “Merapat ke pinggir”. Jika ia mengangkat 2 jari itu artinya formasi barisan dua dua dalam bentuk zig zag. Jika ia mengayunkan telapak tangan ke depan itu artinya “Merapat ke depan”. Jika mereka membuka telapak tangan dan mengayun ke bawah itu artinya “pelankan lajumu” . Baik untuk leader dan Polisi ATTACT akan mengangkat tangan yang tergenggam sebagai tanda untuk “berhenti”.
            Disini aku paham tentang arti sebuah koordiansi, kadang tidak hanya diucapkan isaratpun adalah sebuah koordinasi. Jika kita memahaminya dengan baik dan menuruti setiap koordinasi dengan baik so hasilnya juga akan baik. Begitu pula dalam turing ini, ada leader ada pengatur formasi (aku lupa nama resminya) dan ada guardian. Mereka melakukan koordinasi tanpa suara tapi dengan isarat itupun bertujuan agar semua selamat sampai tujuan tanpa adanya peristiwa yang tidak diinginkan terutama laka lantas.
            Perjalanan menuju Bromo bermula dari Jember-Lumajang-Probolinggo. Sepanjang jalan pemandangan rasanya lebih indah. Entah karena ini liburan, ini turing, atau memang pemandangan yang indah. Apapun itu aku menikmati perjalanan ini. Apalagi aku dibonceng jadi bisa melihat kemanapun aku mau. Terimakasih banyak kepada Elfan sudah jadi penyetir yang baik. Terimaksih juga kepada lelaki-lelaki tangguh yang sudah menyetir hampir 5 jam perjalanan menuju Bromo. You are amazing!
            Setiap aku melihat ke samping, ke depan, ke belakang, semuanya adalah temanku. Perasaan bangga menjalani turing ini tidak bisa dipungkiri. Ada kurang lebih 20 sepeda motor yang mengikuti turing ini. Melintasi jalan yang padat bersama-sama, menyalip bersama-sama, dan didokumentasikan orang-orang di pinggir jalan. Kebersamaan itu memang luar biasa.

            Sesampai di pom Gunung Bromo ada perbedaan suhu yang sigifikan. Dingin itu yang pertama kali aku rasakan. Tapi udara yang segar pemandangan yang indah mengabaikan rasa dinginnya. Mungkin juga karena dinginnya tidak seberapa :D. Jalan di Bromo cukup baik, walaupun berlubang tidak terlalu parah. Jalannya menanjak, berliku, dan disampingya ada jurang-jurang yang dalam. Diawali dengan pemandangan rumah-rumah di Bromo, villa, bangunan-bangunan BUMN, BUMS, dan lain-lain. Kemudian aku disambut dengan lereng-lereng yang ditanami tanaman sayur-sayuran. Ya, kalian pasti sudah tau ia hijau berkabut dan disinari matahari. Kawan, Its so amazing. I love to look at them. Look how a shine have a beautiful things almost in every part of them. Why shine can be so amzing? Why it always can make my heart my mind so clear of  the problem that I have. It make me will always love the shunshine when it shine the world.
            Sesampainya di villa kami sudah ditawari pedagang Sebo or Kerpus, Shall, Kaos Kaki yang lengkap dalam keranjang sang pedagang. Sedikit kecewa aku tidak menawar dengan kejam kali itu. Harga kerpus yang sebenarnya hanya 7 ribu terbeli 10 ribu. Harga shall yang hanya 8 ribu terbeli 15 ribu. Dalam pikirku kali itu harga itu sudah murah daripada di Jember. Ya.. hanya bermodal ingatan bodoh akhirnya aku dibodohi pedangan. Tapi never mind hitung aja amal. Semoga uangnya bisa dimanfaatkan dengan baik oleh sang pedagang. Amin.

             Sore itu masih sekitar set 3 so diputuskan untuk mampir ke gunung Bromo. Sekedar pengisi wktu sore dengan melintasi padang pasir dan foto-foto di bawah belum ke kawah. Karena ke kawah Bromo adalah tujuan kami keesokan harinya. Kawan, perjalanan yang tadi hanya sebagai intermezo mengenalkan keindahan alam bromo. Inilah Bromo keindahan alam yang sesungguhnya. Bahkan saat kami melewati jalan turunan menuju padang pasir pemandangannya membuat aku ingin berteriak dengan keras “Bromo I am coming” atau “Kawan ini Bromo” atau sekedar “Yeaaah Bromo” atau hanya sekedar “Bromooooooooooooooo!!!”. Tapi hasrat berteriak itu ternyata sudah disampaikan oleh temanku Jamal. So, tidak perlu membuang energi lebih dalam. Terimakasih Jamal.

            Sesampai di padang pasir di antara pura di depan kawah dan di samping gunung bathok tempat semua orang parkir kalau datang di Bromo yang juga menjadi tempat parkir kami saat ini. Setiap pose, setiap keindahan, kami abadikan. Setelah memfoto pasti ada teriakan “Bagus” atau “keren” atau “Lagi-lagi” atau “sekarang aku” atau “aaaaaa (artinya wow)” atau “ayo sama kamu” atau “ayo bareng-bareng”. Kali ini tidak ada yang bilang “hmm narsis” karena semuanya narsis :D.

       Puas berfoto, teman-teman melakukan berbagai atraksi sepeda motor. Ini pengalaman menyebalkan, memalukan, mengesankan, tapi juga seru J. Aku juga ingin mencoba sesuatu. Menceritakan ini bagai mengiris hati sendiri. Tapi ini juga bagian dari cerita. Semoga bisa mengambil pelajaran. Aku mencoba mengendarai motor dengan kecepatan tinggi dengan kemiringan tajam. Yah stupid idea. Ini pasir. So aku terseok dan bruk! Jatuh. Kawan jangan ditiru. Ok.

            Sebenarnya tidak hanya aku yang mengalami insiden. Salah satu aggota touring juga mengalami patah rem tangan setelah melakukan akrobatik bersama-sama. Itu rem depan. Tapi bukan menjadi masalah besar bagi mereka. Ya.. Take it easy. Mereka tetap tertawa dan aku juga. Entah rasanya setiap permasalahan selalu jadi mudah bersama teman-temanku ini. 

              Sepulang dari Bromo kami kembali ke villa. Sudah magribh. Para anggota touring melaksanakan ibadah shalat maghrib. Villa kami tidak besar. Untuk itu teman-temanku shalat berjamaah secara bergantian. Aku senang komunitas ini juga dilengkapi orang-orang yang mencintai agamanya walaupun tidak semuanya.
            Setelah selesai shalat maghrib kami mulai mndiskusikan sesuatu yaitu mengenai menu esok hari. Dari semua bahan yang ada akhirnya diputuskan malam ini kami makan mie instan, besok pagi sarapan roti tawar, dan sesampai di lokasi kami makan nasi dan lauknya sederhana sekali hanya telur tempe sarden dan sambal goreng tempe. Menu kami tidaklah mewah tapi kawan aku tidak kelaparan walaupun setiap makan aku tidak merasa kenyang. Kebersamaan ini lagi-lagi jadi alasan itu semua.
         Setelah semua selesai kamipun tidur. Untuk semua wanita dipersilahkan tidur di kamar sedangkan pria bergantian tidur di ruang tamu dan sebagian lagi menjaga sepeda motor. Mereka rolling setiap 3 jam, ada yang tidur dan berjaga. Aku benar-benar salut pada mereka. Hampir seluruh anggota pria menyetir di pagi hari hingga sampai ke bromo namun malamnya mereka harus begadang lagi. Mungkin benar aku lebay atau alay karena aku benar-benar salut pada pengorbanan mereka.
            Jam 4 pagi 13 Januari 2013 kami dibangunkan untuk melanjutkan perjalanan. Tujuan pagi ini adalah Penanjakan. Kata orang dari sana kami dapat melihat bagaimana indahnya matahari terbit di bawah mata kami. Sunrise di penanjakan akan terlihat di antara gunung bomo bathok dan awan. Tapi sayangnya lokasi penanjakan berkabut sangat tebal dan beberapa motor matic teman kami tidak kuat mendaki menuju Penanjakan. Tidak mengurangi sensasi Bromo. Kami bisa ke sana lain waktu. Di bawah penanjakan kami mengabadikan beberapa foto yang viewnya bagus. Setiap bagian dari Bromo memang menakjubkan.
            Setelah puas dari lokasi jalan menuju Penanjakan kami memutar dan menuju tempat yang berbeda bukan ke kawah gunung Bromo tapi terus melewati kawah Bromo. Kemana ini? Tanyaku dalam hati. So we will see. Aku terus menunggu, menanti dalam hati. Ada apa di sana? Akankah tempatnya lebih indah dari yang sebelum-sebelumnya. Jujur aku sedikit ragu. Aku pernah ke Bromo tau tentang penanjakan tapi tidak dengan lokasi yang satu ini. Dan inilah tempat yang aku ingin tau itu. Kami sudah sampai. Mataku memandang ke segala penjuru. Warna hijau cerah menyelimuti perbukitan wilayah itu. Tumbuhan paku-pakuan tumbuh dengan suburnya. Sepanjang jalan sebelah kiri dan kanan merupakan pemandangan gunung yang menakjubkan. Puncak gunung yang berselimut awan bersinar. Mendung yang sedari tadi gelap kini mulai membuka perlahan-lahan. Langit yang biru mulai tampak. Semuanya berpadu, indah, dan menakjubkan. Keagungan Tuhan yang baru ku lihat ini hanya sebagian kecil dari ciptaannya. Keindahannya benar-benar tanpa batas. Bromo you are very amazing.
           
        
         Ternyata tempat ini bernama bukit Teletubies. Seperti dalam film Teletubies bukitnya berwarna hijau cerah berlatar langit biru yang juga sangat cerah. Tapi bagiku bukit ini jauh lebih indah dari bukit yang ada dalam film Teletubies.
          Lama kami di sini berdiam diri, berjemur setelah semalaman kedinginan, makan pagi, dan konser kecil duet maut sekawanan anggota. Selebihnya juga ada yang berfoto-foto mencari bunga-bunga  berwarna ungu dan merangkainya. Aku termasuk yang berjemur saja. Hangatnya matahari di pegunungan ini benar-benar nyaman rasanya. Aku tidak bisa mengunkapkan semua keindahan itu. Rasanya seprti di luar negeri saja. Ternyata di Indonesia banyak sekali keindahan dunia yang sebnarnya sama menakjubkannya dengan yang ada di luar negeri. Bahkan bisa lebih dari itu.

            Sebenarnya kami tidak pernah puas berada di bukit Teletubies. Rasanya ingintetap di sana namun kami harus menuju lokasi berikutnya yaitu kawah Gunung Bromo. Perjalanan kami menuju gunung Bromo bagiku adalah yang paling menakjubkan. Beberapa kawanan memisah dengan tanpa sengaja menjadi tiga lalu kemudian menuju satu kawasan yang sama dari tiga penjuru. Sejenak melihat kawah Bromo dari sisi sampingnya. Kemudian kami melanjutkan perjalanan lagi.
            Kawah Bromo tujuan kali ini ternyata mencapainya benar-benar melelahkan. Ada tanjakan pasir dan tanjakan tangga yang harus dilalui dengan berjalan kaki. Sesampai di atas aku bisa melihat selruh padang pasir yang tadi aku lewati. Semuanya menakjubkan. Sayangnya kami tidak berlama-lama di atas hanya sebentar menghilangkan lelah mengamati kawah gunung Bromo dimana tempat itu adalah tempat pelemparan sesembahan ketika upacara kasodo. Tidak lama kemudian kami kembali turun ke bawah. Di tangga kami bertemu beberapa  bule. Langsung saja kami meminta foto bersama. Mereka rupanya juga sangat senang dan ramah.

            Bromo adalah keindahan dunia. Kami bukanlah bikers, hikers, ataupun climbers. Hanya sekumpulan makhluk Tuhan yang ingin mencari kebahagiaan hidup dan penikmat kemegahan ciptaan Tuhan
--"Unity in Diversity"--
(kebersatuan dalam segala perbedaan) –By: ATTACT (berdiri sejak 2012)-