Saturday 20 July 2013

Tidak Boleh Memilih-Milih Teman Tapi Boleh Mengeliminasi

            Teman adalah orang yang bisa berbagi dengan kita. Berbagi cerita suka duka kadang kita juga tidak segan membagi rahasia kita pada mereka. Teman juga diartikan sebagai seseorang yang bisa kita percaya. Mereka yang membangkitkan semangat dalam diri kita ketika kita merasa sedih. Mereka yang tertawa saat kita bercerita lucu. Mereka juga yang membagi kesedihannya, suka citanya kepada kita. Kita selalu merasa nyaman bila bertemu dengan teman yang tepat.
            Teman yang tepat biasa kita sebut dengan sahabat. Sahabat memiliki kedekatan yang lebih daripada teman dengan kita. Untuk menjadi seorang sahabat tentu tidak sembarang teman. Inilah yang disebut dengan mengeliminasi. Sahabat memiliki pengaruh yang besar dalam hidup kita. Orang-orang yang menjadi sahabat haruslah yang memberi pesan dan kesan positif pada kita. Mereka haruslah orang-orang yang bisa membawa pengaruh baik pada kita. Bukan sebaliknya. Oleh karena itu tidak semua teman bisa dijadikan sahabat.
            Sahabat adalah orang yang harus membuat hidup kita merasa nyaman. Bukan sahabat namanya jika kita sering melakukan pertengkaran dengannya bahkan dikhianati misalnya. Itu mungkin lebih dikenal dengan istilah permusuhan. Baik dengan temanpun sebaiknya kita tidak melakukan pertengkaran.  Namun tidak semua teman dapat membuat kita merasa nyaman dan dapat menjadi seorang sahabat. Inilah yang aku sebut dengan mengeliminasi. Untuk menjadi sahabat seseorang yang amat dipercaya kita harus sedikit berhati-hati. Bahkan seseorang berpesan padaku untuk tidak pernah mengatakan masalah pribadi yang bisa menjadi boomerang kepada siapapun. Sebab seseorang pasti memiliki orang kepercayaannya. Jika kita percaya pada seseorang dan berkata padanya “tolong jangan katakan pada siapapun” tentu orang itu juga punya orang kepercayaan dan juga akan bilang pada orang kepercayaannya “tolong jangan katakan pada siapapun” dan begitu seterusnya. So hal yang tidak ingin diketahui banyak orang telah diketahui orang-orang kepercayaan kita dan teman kita. Mungkin ini sedikit berlebihan tapi ini bukanlah hal yang tidak mungkin. Oleh karena itu aku membagikan tips yang juga sedang aku terapkan dalam berteman.
            Mungkin kita pernah merasakan ada ketidakcocokan dengan seorang teman seperti perbedaan pendapat yang terlalu sering, bahkan hingga sebuah pertengkaran dari yang kecil hingga yang besar, belum lagi ada teman yang suka menggunjingkan orang lain dan kita pernah menjadi bahan gunjingannya tentu hal ini akan membuat kita merasa tidak nyaman bersamanya. Atau kadang juga ada teman yang terkesan tidak menyukai kita. Maka jika kita sudah merasa tidak nyaman dengan seseorang maka kemungkinan besar kita akan sering merasa tidak nyaman bila bersamanya.
            Orang yang emosional biasanya akan terang-terangan mengatakan rasa tidak sukanya pada seseorang dan terjadi pertentangan bahkan akan melakukan pertengkaran hingga perkelahian. Tentu hal seperti ini tidak pernah kita inginkan bukan? Dan selalu saja ada orang-orang yang membuat kita tidak nyaman dengan kelakuan mereka. Entah itu sifat mereka, kebiasaan mereka, atau apapun itu. Maka adaptasi sangat diperlukan. Namun sulitnya tidak semua orang mampu beradaptasi dengan baik dengan semua perilaku teman-temannya.
            Jika kita adalah salah satu dari orang yang sulit beradaptasi alias menerima kondisi orang lain yang benar-benar membuat kita tidak nyaman maka hal yang harus dilakukan adalah jangan sering-sering bergaul dengan orang tersebut. Selain itu jika memang terpaksa, benar-benar diusahakan untuk menghindari konflik. Jika memang terjadi perbedaan pendapat dengannya, kita harus bijaksana dalam menanggapinya. Beri alasan yang masuk akal dan didukung dengan bukti yang kuat tentu itu akan membuat orang lain yakin dengan pendapat kita. Namun jika pendapatnya benar maka kita harus menerimanya dengan lapang dada. Intinya bersikap sportif.
            Eliminasi disini maksudnya adalah membiarkan teman tetap menjadi teman dan bersahabat dengan seseorang yang bisa membuat kita nyaman dan memberi dampak positif pada kita dan kadang ketika seseorang sudah menjadi sahabat kita tapi ternyata seiring berjalannya waktu ia memiliki sidat yang membuat kita tidak nyaman sehingga mengharuskan kita untuk menurunkan posisinya dari sahabat menjadi teman. Kita harus jeli kepada orang-orang yang ingin kita bagikan cerita kita. Kadang kita tidak tahan dengan permasalahan yang ada tapi kita harus hati-hati dalam membagikan cerita itu. Kita harus mencari orang yang tepat yang kita ketahui dengan baik tidak hanya kebaikannya juga sifat buruknya. Dengan demikian kita akan tahu siapa yang bisa menjaga rahasia dan pandai memberi solusi. Tidak mungkin kan kita menceritakan tentang rasa suka pada seseorang kepada teman yang suka menggosip?
            Jika kita sudah menemukan teman yang baik maka kita harus baik juga kepadanya. Bukan karena kita merasa sudah nyaman kita memperlakukan teman baik kita dengan tidak baik seperti memanfaatkannya, meminta mengerjakan PR, meminta traktirannya dan sebagainya. Kita juga harus bisa menjadi teman baikknya. Kita juga harus menjaga ucapan kita, menghindari perselisihan dengannya, tidak mengatakan hal yang kita tidak sukai darinya dengan bahasa yang kasar dan terang-terangan. Contohnya jika kita tidak suka dengan tatanan rambutnya lalu kita tertawakan didepan teman-teman kita karena merasa sudah sangat dekat. Katakan saja pendapat kita dengan perkataan yang normal “Aku lebih suka tatanan rambutmu yang sebelumnya”, mungkin dia akan bertanya “kenapa ini tidak baguskah?”, “bagus koq, tapi lebih bagus yang dulu”.  Atau untuk hal-hal lainnya.
            Sebenarnya perbuatan baik tidak hanya tertuju pada sahabat tapi juga teman dan siapapun itu. Keluarga kita juga. Karena di keluarga kadang kita merasa leluasa. Kita sering tidak memperhatikan perasaan anggota keluarga utamanya kakak atau adik. Oleh karena itu, pertengakaran kakak dan adik lebih sering terjadi daripada pertengakaran dengan teman. Kebiasaan ini benar-benar harus dirubah. Aku juga.
            Sebenarnya apa yang ingin aku sampaikan adalah jangan pernah menjadi musuh seseorang. Setidaksuka apapun kita dengannya. Jangan tunjukkan rasa tidak suka. Hindari terjadinya konflik. Bergaul hanya sebatas teman dan memilih orang yang tepat menjadi sahabat, yang memberi dampak positif dan yang bisa dipercaya.

Seseorang juga pernah berkata padaku, jangan mengabaikan seseorang karena kau tidak membutuhkannya, jangan memusuhi seseorang dengan rasa egomu, karena kau tidak pernah tau kapan kau akan menadapat musibah dan hanya dia yang bisa menolongmu. So berbaiklah kepada semua orang.

Jember, 20 Juli 2013


Rani Susanti