Teman
adalah orang yang bisa berbagi dengan kita. Berbagi cerita suka duka kadang
kita juga tidak segan membagi rahasia kita pada mereka. Teman juga diartikan
sebagai seseorang yang bisa kita percaya. Mereka yang membangkitkan semangat
dalam diri kita ketika kita merasa sedih. Mereka yang tertawa saat kita bercerita
lucu. Mereka juga yang membagi kesedihannya, suka citanya kepada kita. Kita
selalu merasa nyaman bila bertemu dengan teman yang tepat.
Teman
yang tepat biasa kita sebut dengan sahabat. Sahabat memiliki kedekatan yang
lebih daripada teman dengan kita. Untuk menjadi seorang sahabat tentu tidak
sembarang teman. Inilah yang disebut dengan mengeliminasi. Sahabat memiliki
pengaruh yang besar dalam hidup kita. Orang-orang yang menjadi sahabat haruslah
yang memberi pesan dan kesan positif pada kita. Mereka haruslah orang-orang yang
bisa membawa pengaruh baik pada kita. Bukan sebaliknya. Oleh karena itu tidak
semua teman bisa dijadikan sahabat.
Sahabat
adalah orang yang harus membuat hidup kita merasa nyaman. Bukan sahabat namanya
jika kita sering melakukan pertengkaran dengannya bahkan dikhianati misalnya. Itu
mungkin lebih dikenal dengan istilah permusuhan. Baik dengan temanpun sebaiknya
kita tidak melakukan pertengkaran. Namun
tidak semua teman dapat membuat kita merasa nyaman dan dapat menjadi seorang
sahabat. Inilah yang aku sebut dengan mengeliminasi. Untuk menjadi sahabat
seseorang yang amat dipercaya kita harus sedikit berhati-hati. Bahkan seseorang
berpesan padaku untuk tidak pernah mengatakan masalah pribadi yang bisa menjadi
boomerang kepada siapapun. Sebab seseorang pasti memiliki orang kepercayaannya.
Jika kita percaya pada seseorang dan berkata padanya “tolong jangan katakan
pada siapapun” tentu orang itu juga punya orang kepercayaan dan juga akan
bilang pada orang kepercayaannya “tolong jangan katakan pada siapapun” dan
begitu seterusnya. So hal yang tidak ingin diketahui banyak orang telah
diketahui orang-orang kepercayaan kita dan teman kita. Mungkin ini sedikit
berlebihan tapi ini bukanlah hal yang tidak mungkin. Oleh karena itu aku
membagikan tips yang juga sedang aku terapkan dalam berteman.
Mungkin
kita pernah merasakan ada ketidakcocokan dengan seorang teman seperti perbedaan
pendapat yang terlalu sering, bahkan hingga sebuah pertengkaran dari yang kecil
hingga yang besar, belum lagi ada teman yang suka menggunjingkan orang lain dan
kita pernah menjadi bahan gunjingannya tentu hal ini akan membuat kita merasa
tidak nyaman bersamanya. Atau kadang juga ada teman yang terkesan tidak
menyukai kita. Maka jika kita sudah merasa tidak nyaman dengan seseorang maka kemungkinan
besar kita akan sering merasa tidak nyaman bila bersamanya.
Orang
yang emosional biasanya akan terang-terangan mengatakan rasa tidak sukanya pada
seseorang dan terjadi pertentangan bahkan akan melakukan pertengkaran hingga
perkelahian. Tentu hal seperti ini tidak pernah kita inginkan bukan? Dan selalu
saja ada orang-orang yang membuat kita tidak nyaman dengan kelakuan mereka. Entah
itu sifat mereka, kebiasaan mereka, atau apapun itu. Maka adaptasi sangat
diperlukan. Namun sulitnya tidak semua orang mampu beradaptasi dengan baik
dengan semua perilaku teman-temannya.
Jika
kita adalah salah satu dari orang yang sulit beradaptasi alias menerima kondisi
orang lain yang benar-benar membuat kita tidak nyaman maka hal yang harus
dilakukan adalah jangan sering-sering bergaul dengan orang tersebut. Selain itu
jika memang terpaksa, benar-benar diusahakan untuk menghindari konflik. Jika
memang terjadi perbedaan pendapat dengannya, kita harus bijaksana dalam
menanggapinya. Beri alasan yang masuk akal dan didukung dengan bukti yang kuat
tentu itu akan membuat orang lain yakin dengan pendapat kita. Namun jika
pendapatnya benar maka kita harus menerimanya dengan lapang dada. Intinya
bersikap sportif.
Eliminasi
disini maksudnya adalah membiarkan teman tetap menjadi teman dan bersahabat
dengan seseorang yang bisa membuat kita nyaman dan memberi dampak positif pada
kita dan kadang ketika seseorang sudah menjadi sahabat kita tapi ternyata
seiring berjalannya waktu ia memiliki sidat yang membuat kita tidak nyaman
sehingga mengharuskan kita untuk menurunkan posisinya dari sahabat menjadi
teman. Kita harus jeli kepada orang-orang yang ingin kita bagikan cerita kita.
Kadang kita tidak tahan dengan permasalahan yang ada tapi kita harus hati-hati
dalam membagikan cerita itu. Kita harus mencari orang yang tepat yang kita
ketahui dengan baik tidak hanya kebaikannya juga sifat buruknya. Dengan
demikian kita akan tahu siapa yang bisa menjaga rahasia dan pandai memberi
solusi. Tidak mungkin kan kita menceritakan tentang rasa suka pada seseorang
kepada teman yang suka menggosip?
Jika
kita sudah menemukan teman yang baik maka kita harus baik juga kepadanya. Bukan
karena kita merasa sudah nyaman kita memperlakukan teman baik kita dengan tidak
baik seperti memanfaatkannya, meminta mengerjakan PR, meminta traktirannya dan
sebagainya. Kita juga harus bisa menjadi teman baikknya. Kita juga harus
menjaga ucapan kita, menghindari perselisihan dengannya, tidak mengatakan hal
yang kita tidak sukai darinya dengan bahasa yang kasar dan terang-terangan.
Contohnya jika kita tidak suka dengan tatanan rambutnya lalu kita tertawakan
didepan teman-teman kita karena merasa sudah sangat dekat. Katakan saja
pendapat kita dengan perkataan yang normal “Aku lebih suka tatanan rambutmu
yang sebelumnya”, mungkin dia akan bertanya “kenapa ini tidak baguskah?”,
“bagus koq, tapi lebih bagus yang dulu”. Atau untuk hal-hal lainnya.
Sebenarnya
perbuatan baik tidak hanya tertuju pada sahabat tapi juga teman dan siapapun
itu. Keluarga kita juga. Karena di keluarga kadang kita merasa leluasa. Kita sering
tidak memperhatikan perasaan anggota keluarga utamanya kakak atau adik. Oleh
karena itu, pertengakaran kakak dan adik lebih sering terjadi daripada
pertengakaran dengan teman. Kebiasaan ini benar-benar harus dirubah. Aku juga.
Sebenarnya
apa yang ingin aku sampaikan adalah jangan pernah menjadi musuh seseorang.
Setidaksuka apapun kita dengannya. Jangan tunjukkan rasa tidak suka. Hindari
terjadinya konflik. Bergaul hanya sebatas teman dan memilih orang yang tepat
menjadi sahabat, yang memberi dampak positif dan yang bisa dipercaya.
Seseorang juga pernah berkata padaku, jangan mengabaikan seseorang
karena kau tidak membutuhkannya, jangan memusuhi seseorang dengan rasa egomu,
karena kau tidak pernah tau kapan kau akan menadapat musibah dan hanya dia yang
bisa menolongmu. So berbaiklah kepada semua orang.
Jember, 20 Juli 2013
Rani Susanti
No comments:
Post a Comment