Thursday 14 January 2016

Muslimah Labelling

Happy Jumuah!
Sudah lama tidak men-share pikiran di sosial media J
Karena menulis itu butuh survey (sebab jadi konsumsi publik)
Walaupun tulisan ini bukan milik artikel koran atau majalah tapi paling tidak isinya tidak abal-abal atau hanya sekedar opini tanpa survey apapun ;)
Hope you enjoy it!

Kali ini ingin men-share pikiran yang sudah lama terpikirkan. Namun, belum menemukan waktu yang tepat. Semoga ini adalah waktu yang tepat (disela-sela mengerjakan skripsi karena tuntutan pertanyaan kapan lulus :D). Kali ini, aku ingin sedikit membahas tentang “Muslimah Labelling”. Apa yang ada dipikiran kita ketika kita menyebut kata muslimah? Buatku Muslimah itu menggambarkan seorang wanita muslim yang lemah lembut, alim, dan berhijab.

Saat ini hijab sangat tren di kalangan wanita muslim. Namun, benarkah mereka yang sudah ikut tren hijab terkini adalah muslimah sejati? Mari kita mulai tulisan ini dengan sejarah Hijab di Indonesia J

Perkembangan Hijab di Indonesia
Dulu kala, di tahun 80-an jarang sekali menemukan wanita berhijab. Berdasarkan penuturan salah satu dosenku, di jaman itu berhijab masih di larang di area kampus. Mereka yang berhijab sangat sulit mendapatkan ijin kuliah dengan berhijab. Dosenku (laki-laki) sangat paham bagaimana sulitnya berhijab di area kampus karena ia jatuh cinta pada satu-satunya mahasiswi yang berhijab saat itu, yang kini telah menjadi istrinya. Menurut penuturan beliau, mahasiswi itu hampir dikeluarkan dari kampus karena hijab.

Ternyata larangan berhijab itu memang pernah ada di tahun 70-80an. Saat itu Depdikbud mengeluarkan peraturan untuk melarang semua siswi muslim mengenakan jilbab ke sekolah. Bahkan ada ancaman dari pihak sekolah untuk mengeluarkan siswi yang berhijab, namun siswi yang berhijab menerima jika ia dikeluarkan asalkan ada surat tertulis yang menyatakan bahwa ia dikeluarkan dari sekolah karena berhijab. Namun sepertinya sekolah tidak berani mengeluarkan surat pernyataan seperti itu. Akhirnya, penggunaan hijab dibolehkan hingga saat ini.

Di tahun 90-an, hijab masih jarang digunakan wanita muslim. Penampilan wanita muslim berhijab hanya di hari raya besar seperti Idul Fitri, Idul Adha, saat ada pengajian, dan kegiatan keagamaan lainnya. Hijab bukan menjadi pakaian sehari-hari.

Di tahun 2000an, hijab mulai banyak digunakan siswa-siswi sekolah. Bahkan saat ini jarang menemui wanita yang tidak berhijab. Namun, bila di era 70-80an wanita muslim yang berhijab adalah mereka yang benar-benar paham arti hijab, benar-benar paham arti agama, menjadi aktivis dakwah, dan seseorang muslimah sejati, di era 2000an ini hanya sebagian kecil dari sekian banyaknya muslimah yang demikian.

Hijab telah menjadi fashion
Tidak dapat dipungkiri, hijab telah menjadi fashion wanita muslimah masa kini. Apalagi sejak artis Lira Virna hijrah dan menggunakan hijab syar’i, penampilannya nampak semakin anggun dan alim. Selain Lira Virna, banyak publik figur lain yang akhirnya memutuskan berhijab contohnya Saskia Sungkar, Shireen Sungkar, Dewi Sandra, Caludia Shintya Bella, dsb. Banyaknya artis yang menggunakan hijab tentu menginspirasi masyarakat terutama muslimah untuk berhijrah. Fashion hijab yang digunakan para artis juga sangat menarik dan menginspirasi para produsen hijab (baik baju, kerudung, maupun asesories lainnya). Hijab yang dulu tidak memiliki model yang unik dan berwarna-warni kini telah berubah 180 derajat. Paradigma masyarakat tentang wanita berhijab di era 80an dan era 2000an juga berbeda. Jika wanita berhijab di era 70-80an dianggap asing dan tidak modis, aaat ini wanita berhijab adalah pandangan yang biasa dan modis. Hijab termodis saat ini adalah gamis-gamis yang syar’i dan sangat mudah kita jumpai di pusat perbelanjaan.

Hasil Penelitian Tentang Fashion Hijab Artis Mempengaruhi Fashion Hijab Wanita Muslimah dan Hasil Penelitian bahwa Salah Satu Tujuan Berhijab di Kalangan Mahasiswi adalah untuk dapat Terlihat Cantik
Popularitas Jilbab Selebritis Di Kalangan Mahasiswi (Studi pada mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Berdasarkan hasil penelitian Kurniawati (2014), bahwa terdapat peran penting media massa baik media cetak atau media massa yang lain telah memberikan pengaruh kepada para mahasiswi. Pengaruh tersebut berupa tata cara mereka menggunakan jilbab seperti artis televisi atau yang terpampang di media massa. Proses menjadikan artis sebagai trendsetter dalam berjilbab oleh media, menjadikan mahasiswi UMY mengikutiya dan diterima sebagai gaya hidup. Selain itu,dampak lain adalah munculnya konsumerisme karena adanya selebritis yang menjadi model atas jilbab tertentu.sehingga menjadi daya tarik bagi mahasisiwi.

Tindakan Sosial Dalam Memakai Jilbab Dikalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang
Dari pengamatan yang telah dilakukan dalam penelitian ini (Nurpadilah, 2013), dalam pemakaian jilbab mahasiswa memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang dimaksud seperti ingin tampil cantik yaitu mengikuti perkembangan fhasion, dalam hal ini adalah jilbab yang saat ini banyak dipakai oleh masyarakat secara umum yang memiliki banyak variasi agar terlihat cantik dan gaya serta mahasiswa ingin menepati janji yaitu memiliki niat akan memakai jilbab jika tujuan lainnya tercapai seperti lulus sekolah atau mendapatkan nilai yang baik.

Hijab beralih fungsi?
Wanita ataupun pria tentu menyukai fashion dengan trend terbaru. Di era 2000an ini hijab ternyata menjadi fashion yang sangat populer di kalangan muslimah. Wanita muslim yang benar-benar memahami agama atau wanita muslim yang menyukai fashion, semua tidak ketinggalan dalam menggunakan hijab. Namun sebagian kalangan tetap menilai ini positif karena mereka menganggap setidaknya wanita muslimah telah melaksanakan kewajibannya sebagi muslim untuk menutup aurat.

Namun, bagaimana jika suatu hari nanti Hijab tidak menjadi tren lagi?
Jika suatu hari nanti hijab tidak lagi menjadi tren fashion, akankah orang-orang yang telah memutuskan berhijrah mengenakan hijab akan tetap mempertahankan hijabnya walaupun niat yang ada di hatinya untuk berhijab bukan karena lilahitaala namun karena fashion semata? Apabila suatu hari nanti kalangan artis yang populer adalah yang bukan mengenakan hijab syar’i lagi, sehingga tren fashion berubah, hijab bukan menjadi trend fashion lagi sehingga produksi hijab-hijab terbaru menurun dan digantikan dengan tren lain, akankah orang-orang tersebut tetap setia pada hijabnya?

Reminder
Banyak wanita muslimah yang paham tentang kewajiban berhijab. Namun, sedikit yang paham, bahwa agama diturunkan bukan semata-mata hanya agar wanita muslim berhijab. Nabi Muhammad saw bersabda “Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Muslimah bukan hanya sekedar mereka yang menutup auratnya, bukan hanya sekdar berhijab saja (apalagi dengan niatan berhijab untuk mengikuti fashion) namun muslimah adalah mereka yang juga menjaga kehormatannya dengan menjaga pikirannya, hatinya, dan perilakunya. Muslimah itu cantik lahir batin J

Muslimah Labelling By Rani Susanti 0.36 15 Januari 2016



Daftar Pustaka