27, 28, 29 November 2013 adalah
hari yang lumayan bersejarah karena hari ini aku mengikuti Field Trip Mata
kuliah Penerapan Sistem Pertanian Berkelanjutan dan Pengelolaan Limbah
Pertanian di Solo dan Yogyakarta. Sebagai mahasiswa pertanian, aku harus mengikuti Field Trip ini. Walaupun harus ada biaya yang dikeluarkan untuk
perjalanan Kuliah Lapang ini, tapi itu tidak menjadi masalah bagiku. Field Trip adalah bagian dari ilmu yang tidak bisa dipisahkan dari
dunia pertanian karena Field Trip bertujuan untuk menyaksikan kegiatan
pertanian (sesuai dengan mata kuliah) yang telah diterapkan di lapang. Bahkan jika
ada Field Trip lagi semester depan aku mau-mau saja mengikutinya (mungkin
karena bukan uang sendiri tapi masih minta ke orang tua hehe) tapi ini adalah
Field Trip terakhirku di masa studiku ini. Ada kekecewaan tapi tidak masalah
kapan-kapan bisa Field Trip sendiri.
Well, aku akan menceritakan tentang
kunjunganku dan kawan-kawan di tempat pertama. Tempat pertama yang kami datangi
adalah Tawang Mangu. Kalau di peta letak Tawang Mangu seperti ini
Foto Dari Google Maps
Tawang Mangu (warna merah) berada di Kawasan Gunung Lawu Perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah
Tempat yang kami kunjungi di Tawang Mangu adalah Balai
Besar Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Obat Dan Obat Tradisional (BP2PTOOT).
Nama tempat yang cukup panjang sekali. Di tempat ini kami disambut dengan
udara yang sejuk. Maklum Tawang Mangu terletak di dataran tinggi 1200 mdpl. Pemandangan
dari Tawang Mangu mengingatkanku dengan Ruteng. Ruteng memang indah :) .
Rosella Untuk Obat darah Tinggi |
Jahe Merah Untuk Menambah Nafsu Makan |
Berbicara tentang udara yang sejuk,
ternyata BP2PTOOT ini memang cocok diletakkan di sini karena sebagian tanaman
obat-obatan berasal dari negara sub tropik sehingga menjadi tempat yang
memungkinkan untuk introduksi tanaman obat-obatan tersebut. Di awal kunjungan,
kami ditempatkan si sebuah aula kecil dan diberikan penjelasan tentang sejarah BP2PTOOT
oleh Ibu yang aku lupa namanya namun sangat ramah itu. BP2PTOOT ternyata milik
Nasional yang sudah diresmikan Menteri Kesehatan. Sedikit cerita tempat ini
ternyata sudah ada sejak 1948. Cukup lama.
Tapi yang membuat aku terkesan, dulu
aku ingin sekali menjadi dokter herbal. Dan di BP2PTOOT rupanya ada klinik
herbal yang setiap harinya melayani 200 orang pasien. Dulu aku tidak bisa
mengambil pendidikan dokter herbal karena tidak ada jurusan itu.
Berbicara tentang khasiat, tanaman
obat jauh lebih berkhasiat daripada obat-obatan kimia. Tidak percaya? Bisa dibuktikan
dengan pengobatan cina yang masih menggunakan tanaman obat dan tetap diakui
keampuhannya hingga saat ini. Dalam mata kuliah PSPB, aku juga pernah
presentasi dan mengatakan bahwa kita bisa mengembangkan pertanian di Indonesia
dalam aspek kesehatan. Ternyata pengembangan ini sudah
dilakukan oleh BP2PTOOT yang baru aku ketahui setelah mengikuti Field Trip ini.
Namun, tanaman obat bukan
komoditi yang diutamakan di bidang pertanian sehingga BP2PTOOT harus
membudidayakannya sendiri tanpa melalui Departemen Pertanian. Mereka harus
membina sendiri petani-petani yang mau menanam tanaman obat kemudian baru
mengolahnya lagi menjadi obat tradisional.
Aku dan kawan-kawan juga di ajak
berkeliling di BP2PTOOT ini. Taman tanaman obat di BP2PTOOT diberi nama Etalase
Tanaman Obat. Etalase Tanaman Obat benar-benar tertata dengan rapi. Ada penjelasan
tentang nama tanaman serta khasiat bagian tanaman untuk kesehatan. Kami juga
dipandu oleh Bapak pegawai BP2PTOOT yang ramah.
Akhir kunjungan di tempat ini aku
dapat menyimpulkan bahwa pertanian itu sangat luas sekali. Salah satu prospek
yang sangat besar dan belum banyak didalami oleh orang-orang adalah budidaya
tanaman obat. Apalagi saat ini akan ada pengobatan herbal di setiap puskesmas. Dan di Klinik BP2PTOOT ini selalu mebutuhkan 200 kg jahe per minggunya. Berminat jadi suplier?
Next Writing
Kunjungan Wisata (Grojogan Sewu)
Kunjungan Terdahsyat “Proud to be Farmer” at Joglo Tani
Kunjungan Green Valley “Perusahaan dengan Zero Waste”
No comments:
Post a Comment