Sunday 22 December 2013

Untuk Ibu di seluruh dunia dan khususnya untuk ibuku tercinta

            Hari ini aku mengetik dengan susah payah? Kenapa? Karena huruf c, d dan e lagi error. Akhirnya harus menggunakan software keyboard dengan susah payah. Tapi J tidak jadi masalah ketika mengingat tulisan ini aku tulis untuk hari ibu, untuk ibuku J.
Ibuku adalah seorang pekerja keras. Tujuan agar kami bisa skolah mengenyam pendidikan tinggi. Ia tak prnah mengeluh sedikitpun. Tidak pula menuntut aku dan saudara-saudaraku harus jadi apa kelak. PNS? Pengusaha? Itu terserah padaku. Ia bilang ia hanya bertugas menykolahkanku itupun tanpa harapan agar anak2nya bisa mmbalas jasanya. Aku mnangis mngingat ktulusannya. Tapi aku ttap brtkad untuk mmbahagiakannya. Ia harus brsamaku kelak.
Sungguh, aku beruntung memilikinya sebagai ibuku. Aku merasa bebas ingin kuliah apa saja sesuai pilihan hatiku. Dimana banyak anak yang seumuran denganku dipilihkan jenjang studi berikutnya oleh orang tuanya dengan alasan untuk masa depan yg cerah. Tapi ketika aku bertanya pada ibuku ia ingin aku kuliah jurusan apa,  ibuku hanya bilang “aku tiak tau tntang itu smua, pilihan itu kau saja yang mnntukan”. Satu hal yang sangat membahagiakanku dan baru saja aku sadari belakangan ini bahwa Ia mempecrayaiku kemampuanku untuk memilih dimana tidak banyak orang tua yang percaya pada pilihan anaknya sendiri.
Ya ibuku, ia tak pernah mengenyam pendidikan bahkan sekolah dasar sekalipun. Tapi yang membuatku tersentuh adalah ia bertekad agar semua anaknya mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Dan cita-citanya tercapai dimana salah satu anaknya kakak pertamaku telah menjadi seorang sarjana. Kini aku sedang melanjutkan studi S1di fakultas pertanian Unej berharap dapat membuat ibuku bangga. Terus dan terus bangga karena anak-anaknya mengenyam pendidikan yang tinggi.
Aku masih tersentuh hingga kini, ingin menangis jika mengingat betapa besar pengorbanan yang ia berikan untukku. Aku tau ia menyembunyikan banyak penderitaan. Tapi ia selalu bilang tidak apa-apa itu bukan urusanmu, urusanmu aalah kuliah yang pintar. Sebenarnya aku tidak serta merta tau itu semua tapi itu terungkap saat aku mnyakitinya. Kedua kakakku menasehatiku dengan keras alias mereka marah habis2an dan mulai bercerita tentang ibuku. Dari sanalah sepanjang hari aku mnangis mengingatnya. Ibuku pasti terluka sangat dalam dan benar ia tidak mudah dalam memaafkan karena aku benar- benar keterlaluan. Aku tau menjadi seorang ibu dengan anak sepertiku itu tidak muah. Aku adalah orang yang keras kepala. Ia bahkan mngacuhkanku, itu adalah saat-saat paling sulit dalam hidupku. Sorang anak tanpa kasih sayang ibunya.
Well, aku mencoba flashback aku mngingat kesalahanku. Maaf beribu kali tak mempan untuknya. Aku terus mnangis terisak memohon maaf. Hingga suatu hari aku berkata “Aku tidak punya tempat mngadu lagi selain dirimu ma, jika seorang anak kehilangan ibunya, kepada siapa ia harus bersandar?”. Rasanya seperti keajaiban, setelah pengakuanku itu, setiap aku menelfonnya ia mulai lembut padaku, ia tidak marah lagi ketika aku menangis setiap bercerita. Ia mendengarkanku. Ia menasehatiku dan menenangkanku. Aku benar-benar merasa bahagia saat itu. Rasanya aku mlihat titik terang yang menyatukan kami.
            Semoga aku tak pernah menyakitinya lagi justru sebaliknya aku ingin ia selalu mendapat kejutan dariku. Kejutan kebahagiaan. J ma I love you

No comments:

Post a Comment