Saturday, 8 November 2014

Magang PG Prajegan Part 2

3-7 November 2014

Add caption




















Ini adalah minggu kedua magang di PG Prajekan. Dalam minggu ini, banyak sekali pengalaman yang aku dapatkan. Di hari pertama, kami masih melanjutkan penanaman single bud. Pada hari kedua kami mengelilingi pabrik gula dan mengenal proses pengolahan tebu menjadi gula dan masuk ruang Analisa Rendemen Individu ARI. Di ruangan ini akan dilakukan pengecekan rendemen dan brix tebu petani berdasarkan nomor urut truk pengangkut tebu. ARI memiliki alat yang canggih sehingga cukup sederhana untuk dilakukan. Perjalanan keliling pabrik dan masuk laboratorium ARI ini ditemani oleh Asisten Manajer Bagian Tanaman, Pak Aryo. Pak Aryo adalah orang yang sangat friendly dan lucu. Setiap magang yang didampingi oleh beliau selalu disela dengan canda tawa dan humor yang cerdas. Beliau juga seseorang yang rendah hati. Walaupun sebagai asisten manajer tanaman yang merupakan orang nomor 3 di PG Prajekan, ia berkata bahwa kami tidak perlu canggung ketika bersamanya. Beliau bergelar SP sehingga menganggap bahwa jika kami lulus maka kami akan sama dengan beliau. Padahal beliau telah berpengalaman kerja di bank dan perusahaan asing dengan jabatan tinggi namun tetap merasa rendah hati. Bahkan untuk bekerja di PG prajekan dengan posisinya saat ini, ia berhasil menjadi salah satu dari 24 orang yang berhasil diterima dari 11.000 pendaftar. Mungkin karena itu, aku sangat menghormati beliau. Semoga kamipun suatu hari nanti dapat sukses dan tetap rendah hati. Aamiin :)

Pada hari ketiga kami berjalan-jalan lagi mengelilingi pabrik gula dengan ditemani asisten manajer bagian pengolahan, Bapak Danang. Beliau lulusan UGM jurusan Teknologi Pangan. Bapak yang satu ini seumuran dengan Pak Aryo sekitar 30 puluh tahunan. Beliau adalah teman baik pak Aryo dan merupakan orang yang ramah juga. Beliau sangat welcome pada kehadiran kami. Berdiskusi tentang tebu, pabrik, gula, penentuan harga gula, sistem di dalam PG Prajekan, posisi PG Prajekan diantara PG yang lain, hingga berbagi pengalaman tentang dunia kerja, dan pengetahuannya tentang teknologi pangan. Setelah itu baru kami diajak berkeliling ke pabrik gula.

Ada beberapa tahap dalam proses tebu menjadi gula. Singkat cerita, tebu akan diletakkan ke meja tebu dari truk-truk pengangkut tebu dengan menggunakan katrol. Tebu yang telah ada di meja tebu akan dibawa oleh sebuah mesin pembawa menuju ke mesin giling. Selama perjalanannya mencapai mesin giling, tebu dicacah oleh pisau-pisau pencacah hingga menjadi hancur dan mudah digiling. Sampai di mesin giling, tebu akan digiling atau diperas dan ditampung niranya. Nira masinh berwujud nira kotor sehingga dimasukkan dalam mesin pemurnian hingga menjadi bersih. Kemudian nira tersbut akan di masukkan dalam mesin evaporasi atau penguapan untuk menguapkan air di dalam nira sehingga hanya tersisa gula. Namun, setelah melewati mesin evaporasi, kadar air nira masih tinggi. Oleh karena itu, nira dengan kadar air 30-40% itu akan dimasukkan dalam mesin puteran atau centrifuge untuk memisahkan padatan dan cairan. Padatan gula yang telah mengkristal tersebut akan dibawa menuju ayakan besar. Tujuan dari ayakan ini adalah untuk mendapatkan gula dengan standar ISO yaitu 0,8-1,2 mm. Kristal gula dengan ukuran lebih akan dibawa kembali kedalam mesin penampung nira untuk diolah kembali. Gula yang sudah sesuai standard akan dikemas dalam karung ukuran 50 kg. Gula-gula ini siap dipasarkan ke pedagang-pedagan besar yang akan mendistribusikannya kepada masyarakat.

Hal lain yang kami lakukan dalam minggu ini adalah belajar menebang tebu mulai dari proses klentek. Setelah itu kami ikut naik lori PG Prajekan yang mengangkut tetes (limbah pengolahan gula yang sudah tidak terpakai lagi) menuju lokasi pembuangan limbah tetes. Limbah ini ditempatkan di suatu tempat khusus yang berupa tong yangsangat besar yang mampu menampung tetes berpuluhribu ton. Tetes akan dijual pada pabrik pembuat penyedap rasa.

Hari terakhir yaitu di hari Jumat, kami banyak berdiskusi dengan Pak Aryo. Beliau mengajari kami tentang proses atau alur dari budidaya tebu hingga menuju ke pabrik dengan menggunakan slide power point di ruang rapat. Kami seperti kuliah tapi kuliah yang menyenangkan. Kami juga memberi beberapa masukan kepada Pak Aryo seperti penggunaan bahan organik pada lahan tanam tebu. Di sini sekali lagi aku bangga pada beliau yang tidak merasa lebih pintar dari kami. Beliau sangat jujur karena tidak berpura-pura tahu atas suatu hal hanya karena menjaga harga diri dan posisinya sebagai guru di sini. Bila beliau tidak tahu akan suatu hal, maka beliau dengan jujur akan bilang tidak tahu. Beliau juga menerima dan mendengar masukan dari mahasiswa seperti kami. Dimana tidak semua orang dengan posisi itu mau mendengarkan masukan dari mahasiswa yang belum mengetahui kondisi lapang yang sesungguhnya dan juga belum berpengalaman. Kami juga tidak berusaha untuk menutupi kekurangan kami jika kami tidak tahu agar terlihat pintar dan benar. Kami juga masih belajar dan kami mengatakannya dengan jujur. Tapi, bahan organik memanglah hal yang banyak diabaikan petani. Padahal beberapa kegunaan bahan organik adalah memudahkan penyerapan unsur hara, menyimpan air lebih lama, dan mengikat unsur-unsur beracu di dalam tanah. Bahan organik dapat berupa kompos, pupuk organik, dan pupuk kandang.

Minggu ini sangat menyenangkan. Semoga minggu depan tidak kalah menyenangkan :)

1 comment:

  1. kak, mekanisme kalau mau magang di PG itu gmna ya? mohon penjelasannya

    ReplyDelete